SEWA DIFERENSIAL II – KASUS KEDUA: HARGA PRODUKSI JATUH
“Harga produksi dapat jatuh sedangkan produktivitas pada investasi kapital
tambahan tetap konstan, yaitu turun atau naik”.
1. Dengan produktivitas kapital tambahan, investasi tetap konstan
Ini mengasumsikan bahwa produk berbagai jenis tanah dengan kualitasnya masing-masing, bertumbuh hingga batas yang sama sebagaimana modal yang diinvestasikan ke dalam berbagai jenis tanah itu. Ini berarti, dengan perbedaan antara jenis-jenis tanah tidak berpengaruh apa-apa. Karena pertumbuhan laba surplusnya serbanding dengan pertumbuhan dalam investasi capital yang dilakukan.
Oleh karena itu, dalam kasus ini, sesuatu investasi modal dalam tanah A tidak mempengaruhi sewa diferensialnya. Harga produksi yang berlaku dapat jatuh dalam asumsi-asumsi ini ketika faktor yang menentukan berhenti, dengan asumsi dasar jika jatuhnya harga produksi lebih kecil, maka lebih sedikit modal tambahan yang akan diperlukan untuk memproduksi sewa uang yang sama. Kemudian jika suatu persediaan lebih besar diperlukan untuk mendesak A keluar dari pembudidayaan dari keseluruhan areal yang dibudidayakan, kemungkinan diperlukan lebih besar modal tambahan atas tanah yang lebih baik daripada A.
Namun demikian, ketika melihat dalam kenyataan bahwa hukum ini tidak menyatakan apapun kecuali yang sudah dikembangkan dalam kasus pertama: bahwa apabila harga produksi tertentu, apapun tingkatnya, sewa dapat naik sebagai akibat investasi modal tambahan.
2. Jatuhnya Suatu Tingkat Produktivitas Untuk Kapital Tambahan.
Dalam hal ini tidak ada sesuatu yang baru kecuali harga produksi juga dapat jatuh, jika investasi-investasi modal tambahan dalam jenis-jenis tanah yang lebih baik dari pada A menjadikan produk A berlebihan, oleh karena itu, kondisi ini menjadikan modal ditarik dari A, atau jika A diterapkan pada produksi suatu tanaman lain. Hal ini sudah didiskusikan hingga tuntas. Kita telah menunjukkan bagaimana sewa gandum dan sewa uang per acre dapat bertumbuh, merosot, atau tetap sama.
Suatu kesalahan perhitungan dapat menjadikan pengerjaan kembali atau perhitungan kembali. Namun hal ini sama sekali tidak mempengaruhi perspektif-perspektif teori yang dikembangkan dari perhitungan-perhitungan tersebut. Namun kemudian, di beberapa tempat kesalahan perhitungan tersebut mengakibatkan rasio-rasio bilangan yang mengerikan bagi produksi per acre.
3. Kenaikan Tingkat Produktivitas Untuk Kapital Tambahan
Ini di bedakan di mana harga produksi jatuh sedangkan tingkat produktivitas tetap sama, semata-mata dengan cara bahwa, jika suatu produk tambahan tertentu diperlukan untuk menyingkirkan tanah A dari pembudi-dayaan, maka hal ini terjadi dengan lebih cepat dalam kasus sekarang.
Selanjutnya, manakala produktivitas investasi-investasi modal tambahan jatuh maupun manakala ia naik, pengaruh proses ini dapat sangat tidak merata, sesuai dengan bagaimana investasi-investasi itu didistribusikan atas berbagai jenis tanah.
Bergantung pada apakah pengaruh yang berbeda-beda ini cenderung untuk meratakan perbedaan-perbedaan atau mengintensifkannya. Sewa diferensial atas jenis-jenis tanah lebih baik akan jatuh atau naik. Oleh karena itu, keseluruhan persewaan tersebut sebagaimana sudah menjadi halnya dengan sewa diferensial I. Selanjutnya, segala sesuatu bergantung pada ukuran areal tanah dan kapital yang telah digantikan dengan A, maupun atas jumlah kapital relatif yang mesti dikeluarkan di muka, dengan produktivitas yang naik untuk memasok produk lebihan yang mesti memenuhi permintaan itu.
Satu-satunya hal yang layak diselidiki di sini, yang kemudian membawa pada analisis mengenai bagaimana laba diferensial ini ditransformasi menjadi sewa diferensial, adalah sebagai berikut. Dalam kasus pertama, di mana harga produksi tetap sama, kapital lebihan yang mungkin diinvestasi pada tanah A tidak penting bagi sewa diferensial itu sendiri, karena kini seperti sebelumnya tanah A tidak menghasilkan sewa, harga produknya tetap sama dan terus menentukan pasar.
Dalam kasus kedua, di mana harga produksi jatuh dengan tingkat produktivitas tetap sama, tanah A tidak-bisa-tidak tersingkir, dan lebih-lebih lagi begitu dalam varian II (harga produksi yang jatuh dengan suatu tingkat produktivitas yang jatuh), karena kalau tidak begitu kapital lebihan atas tanah A tidak-bisa-tidak akan meningkatkan harga produksi. Namun, di sini, dalam varian III dari kasus kedua, di mana harga produksi jatuh karena produktivitas kapital lebihan itu naik, kapital tambahan ini dalam situasi-situasi tertentu dapat diinvestasikan sama-sama baiknya dalam tanah A seperti dalam jenis-jenis tanah yang lebih baik.
Perbedaan kemudian tidak lagi antara produk-produk dari berbagai bagian kapital atas acre yang sama, melainkan lebih antara suatu investasi keseluruhan kapital yang memuaskan per acre dan suatu yang tidak memuaskan. Dari sini kita dapat mengetahui, pertama-tama, bagaimana suatu jumlah besar pengusaha pertanian tidak mempunyai cukup kapital (ini mesti suatu jumlah yang besar, karena suatu jumlah kecil akan semata-mata dipaksa untuk menjual di bawah harga produksi mereka), ini mempunyai akibat yang tepat sama seperti diferensiasi jenis-jenis tanah itu sendiri dalam suatu rentetan yang berkurang. Semakin buruk jenis pertanian atas tanah yang lebih buruk meningkatkan sewa atas tanah yang lebih baik; ia bahkan dapat menciptakan suatu sewa atas tanah yang dibudi-dayakan lebih baik dari kualitas yang sama buruknya, yang kalau tidak ini tak akan dihasilkannya.
Kedua, kita mengetahui bagaimana sewa diferensial, sejauh ia lahir dari investasi-investasi kapital berturut-turut atas keseluruhan areal yang sama, sesungguhnya telah direduksi hingga suatu rata-rata yang di dalamnya pengaruh-pengaruh investasi kapital yang berbeda-beda tidak dapat lagi dikenali atau dibedakan. Mereka tidak menghasilkan sewa atas tanah-tanah terburuk, melainkan lebih, (1) membuat harga rata-rata dari harga keseluruhan produk, misalnya pada satu acre tanah A, menjadi harga baru yang menentukan/berlaku, dan (2) menyuguhkan diri mereka sebagai perubahan-perubahan dalam jumlah keseluruhan kapital per acre yang diperlukan dalam kondisi-kondisi baru bagi pemudi-dayaan yang memuaskan dari tanah ini, di mana investasi-investasi kapital individual berturut-turut dan pengaruh-pengaruh masing-masing melebur secara tidak dapat dibeda-bedakan menjadi satu. Maka hal yang sama berlaku dengan sewa diferensial tertentu dari jenis-jenis tanah yang lebih baik. Ini betapapun ditentukan oleh perbedaan antara produk rata-rata dari jenis tanah bersangkutan dan produk tanah terburuk, dalam suatu situasi di mana suatu peningkatan investasi kapital kini telah menjadi wajar.
Dengan suatu harga produksi yang turun, hal ini terjadi bahkan ketika produktivitas kapital tambahan itu merosot, segera setelah meningkatnya investasi kapital membuat keseluruhan produk yang diperlukan dipasok oleh jenis-jenis tanah yang lebih baik, sehingga kapital kerja A, misalnya, ditarik kembali dan A tidak lagi bersaing dalam produksi produk tertentu ini, gandum misalnya. Jumlah kapital yang kemudian digunakan rata-rata pada tanah B yang lebih baik, yang kini menentukan harga, kini ditetapkan sebagai jumlah yang wajar; dan dalam berbicara tentang kesuburan tanah yang berbeda-beda, kita mengasumsikan bahwa ini adalah kuantitas kapital baru yang wajar yang digunakan per acre.
Oleh karena itu kita mengetahui bagaimana sewa diferensial II menyangkut suatu unsur yang tidak berkembang seperti itu dalam kasus sewa diferensial, karena ini dapat berkanjang secara bebas dari sesuatu perubahan dalam investasi kapital wajar per acre. Di lain pihak hasil-hasil investasi-investasi kapital yang berbeda-beda atas tanah A yang menentukan-harga dikaburkan, produk mereka semata-mata muncul sebagai produk rata-rata yang wajar per acre.
Di lain pihak terdapat suatu perubahan dalam minimum normal atau ukuran rata-rata pengeluaran kapital per acre, sehingga perubahaan ini tampil sebagai suatu sifat tanah itu. Akhirnya terdapat suatu perbedaan dalam cara laba surplus ditransformasi menjadi bentuk sewa.
Jika kenaikan dalam kesuburan sebagai suatu akibat dari kapital tambahan mempunyai suatu pengaruh yang membedakan atas jenis-jenis tanah yang berbeda-beda, maka ini akan menimbulkan suatu perubahan dalam sewa diferensial mereka, yang betapapun telah dibuktikan ialah bahwa manakala harga produksi turun sebagai suatu akibat dari suatu tingkat produktivitas yang naik pada investasi kapital tambahan –yaitu, segera setelah produktivitas ini bertumbuh dalam suatu rasio yang lebih tinggi daripada pengeluaran kapital di muka– sewa per acre untuk investasi kapital yang dua kali lipat, katakan, mungkin tidak hanya dua kali lipat, tetapi dapat lebih dari dua kali lipat. Betapapun, ia dapat juga jatuh, jika harga produksi mesti jatuh banyak lebih rendah sebagai suatu hasil dari suatu pertumbuhan cepat dan produktivitas pada tanah A.
Asumsi mengenai suatu harga konstan dengan suatu tingkat produktivitas yang konstan, jatuh atau naik bagi kapital tambahan, dan suatu harga yang jatuh dengan suatu tingkat produktivitas yang konstan, jatuh atau naik, dapat direduksi pada asumsi suatu tingkat produktivitas yang konstan bagi kapital lebihan dalam suatu situasi harga yang konstan atau yang jatuh, suatu tingkat produktivitas yang turun dalam suatu situasi harga yang konstan atau yang jatuh, suatu tingkat produktivitas yang naik dengan harga yang konstan dan yang jatuh. Sekalipun dalam semua kasus ini sewa dapat tetap tidak bergerak atau bahkan jatuh, ia akan jatuh lebih jauh jika menggunakan modal tambahan, sedangkan kondisi-kondisi yang tidak berubah, dan ini bukan merupakan kondisi bagi kesuburan yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar