Film ini secara umum menceritakan aksi penolakan para demonstran selama lima hari di pusat kota Sattle untuk menolak pertemuan organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization. Film ini dimulai dari menjelaskan bagaimana perkembangan dunia pasca perang dunia kedua, kemudian GATT lalu sampai pada WTO. Demontrasi yang terjadi pada awalnya memang aksi damai yang bertujuan menolak pertemuan WTO di sattle. Dengan menggunakan beberapa actor penting yang berperan dari berbagai latar belakang, telah dengan baik mengakomodir massa untuk melakukan aksi penolakan tersebut. Pada awalnya aksi tersebut memang berjalan sangat atraktif dan damai sehingga beberapa target dari aksi penolakan untuk menolak pertemuan WTO di sattle menjadi sangat baik.
Sementara itu, aksi yang berlangsung damai tersebut ternyata memang benar-benar mengancam dibatalkannya pertemuan tersebut, sehingga memaksa pihak keamanan yang bertugas mengamankan pertemuan tersebut untuk mencari cara membubarkan aksi demostrasi tersebut. Namun yang menjadi kendala adalah, apabila aksi para demonstran berlangsung damai maka tidak ada alasan bagi aparat kemanan untuk membubarkannya. Akhirnya hanya ada satu cara untuk membubarkan aksi penolakan tersebut yaitu dengan cara memancing demonstran untuk berlaku anarkis sehingga ada alasan bagi aparat kemanan untuk melakukan tindakan represif kepada para demonstran. Hal ini dilakukan dengan cara memasukan salah satu anggota polisi kedalam kerumunan para demonstran tanpa diketahi oleh para demonstran itu sendiri untuk merusak aksi damai tersebut dengan melakukan berbagai pengrusakan toko-toko di kota seattle.
Melihat aksi penolakan tersebut, dapat dikatakan bahwa aksi itu terjadi karena akumulasi kekecewan masyarakat terhadap kondisi global dimana perdagangan bebas dunia menjadi monster yang akan menjadi penjajah baru dimana akibatnya kemudian seluruh ranah harus dikomersialisasikan. Ini berarti seluruh kehidupan akan bergantung di bawah kaki komersial. Inilah yang menjadi landasan penolakan terhadap pertemuan dan perayaan WTO di seattle.
Dengan menggunakan konsep john galtung, dapat dipahami bahwa yang terjadi dalam aksi demonstrasi di seattle adalah ari beberapa actor yang terlibat dalam konflik tersebut memiliki tujuan yang sama meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, kecuali dari pihak keamanan dan pemerintah setempat yang sama sekali tidak menginginkan terjadinya aksi penolakan terhadap pertemuan para pejabat WTO.kemudian bentuk kontradiksi yang terjadi dalam demonstrasi tersebut sebetulnya adalah pertentangan antara para anggota demonstran dengan WTO serta pihak aparat keamanan.
Kemudian, jika menggunakan pendekatan konflik milik john galtung, maka dapat dilihat bahwa konflik yang terjadi di sattle di akibatkan oleh perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak yaitu demonstran di satu sisi dan polisi disisi lain. Inilah yang kemudian membuat aksi yang awalnya damai tersebut berubah menjadi kekerasan.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^