Teori-teori Sosiologi

Minggu, 05 Juni 2011

Demokrasi Kita Dibajak (2)


Demokrasi mungkin merupakan pilihan yang paling tepat untuk sebuah system pemerintahan seperti Indonesia meskipun demokrasi bukan budaya yang dimiliki  oleh Indonesia melainkan budaya yang diadopsi dari barat. Namun, sangat disayangkan jika yang kemudian terjadi adalah pelecehan terhadap system tersebut dengan cara yang tidak benar, yaitu dengan menggunakan demokrasi untuk menindas dan memenuhi kepentingan individu-individu yang tidak bertanggung jawab.
Di Indonesia, Pelaksanaan demokrasi langsung seperti sekarang ini mungkin dapat dikatakan  terlalu liberal sehingga kehilangan makna dan substansi nilainya. Maka tidak heran apabila demokrasi ini sama sekali tidak membuat rakayat sejahtera, tetapi justru tambah tidak bisa makan dan hidup dalam kesengsaraan ditengah himpitan perekonomian yang semakin kuat dan dengan berbagai ancaman serta ketertekanan social yang diakubatkan oleh system demokrasi itu sendiri.
Bukan hal yang salah saya kira apabila mengatakan bahwa praktek demokrasi di Indonesia  mengherankan, karena memang dalam prosesnya banyak di penuh dengan aksi kekerasan, konflik dan tanpa arah yang jelas untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan lebih baik. Atau mungkin bisa juga dikatakan bukan hanya pelaksanaannya yang salah tetapi juga sistemnya yang memang tidak relevan jika dijadikan sistem politik di Indonesia karena bukan budaya bangsa Indonesia, tetapi produk budaya barat yang menjunjung tinggi budaya individualis dan materialismenya. Sehingga yang dilahirkan oleh system demokrasi ini tidak jauh dari mendahulukan kepentingan individu dari pada mementingkan kepentingan rakyat.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri jika banyak kalangan yang menilai baik system demokrasi. Di Indonesia, kalangan elit dan para pejabat yang berada pada level pemerintahan mungkin juaga memuja-muji sistem pemerintahan demokrasi sebagai produk peradaban barat yang sempurna, meskipun demokrasi sebetulnya bukan segalanya yang mampu menjadi jaminan membawa bangsa menuju kemandirian ekonomi, politik sosial dan budaya. Tetapi mungkin ungkapan yang lebih tepat bahwa demokrasi juga bukan system yang sulit bagi para elit untuk melakukan korupsi dan kejahatan demokrasi lainnya.
Terlepas dari pada itu, dapat dikatakan bahwa system Demokrasi kita saat ini sudah dibajak oleh kekuatan uang dan oleh pihak-pihak yang secara tidak sengaja ingin mengancurkan demokrasi yang sudah dibangun sekian lama dengan cara melakukan penghianatan terhadap rakyat denga tidak mempedilikan nasib rakyat yang membawar gaji mereka. Sehingga kondisi yang terjadi kemudian adalah demokrasi yang pada akhirnya menyengsarakan rakyat karena demokrasi bukannya dijalahkan dengan baik, malah disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan untuk kepentingannya sendiri.
Lihat saja beberapa prilaku wakil rakyat kita di DPR, dari studi banding yang mereka lakukan dan tidak menghasilkan apa-apa, hanya menghabiskan uang Negara, kemudian proyek pembangunan gedung Baru yang sama sekali tidak seharusnya dilaksanakan melihat kondisi masyarakat Indonesia yang masih memprihatinkan, kemudian kasus menonton video porno saat sidang dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa salah institusi pemerintah yang terhormat kehilangan kehormatannya akibat kebodohan mereka sendiri serta akibat dari ketidakbermoralnya mereka.
Selanjutnya, Demokrasi seperti yang terjadi sekarang ini menyebabkan Indonesia menuju ke arah Negara yang gagal, salah satunya karena faktor kepemimpinan yang lemah. Kondisi ini diperparah dengan budaya sogok menyogok yang telah menjadi kebiasaan pemimpin di eksekutif maupun legislatif. Bahkan yang lebih mengecewakan adalah praktek demokrasi digunakan untuk menumpuk kekuasaan dan melakukan perbuatan yang tak bermoral sebagaimana yang kita lihat diberbagai media yang secara terang-terangan menampakkan betapa kotornya praktek berdemokrasi yang dijalankan oleh para wakil rakyat.
Sampai saat ini, kita mungkin sepakat kalau kondisi demokrasi yang kita rasakan sekarang sangat di pengaruhi oleh pemimpin yang berkuasa yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena pendapat mainstream tentang SBY menyatakan bahwa SBY seorang pemimpin yang kurang tegas, serta hanya mementingkat pencitraan dirinya, kemudian system bagi-bagi kekuasaan serta hanya mementingkan kebutuhan partai demokratnya dari pada kepentingan masyarakatnya padahal dia seorang presiden yang sudah seharusnya melihat kondisi real masyarakatnya, bukan partai yang membesarkannya. Mungkin ini salah satu implikasi dunia politik Indonesia yang sangat kotor serta telah ternodainya demokrasi kita sekarang ini  oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab .
Sementara itu, sendi-sendi kehidupan bernegara semakin lama semakin lemah dan kropos. Kerusakan itu tercermin terutama di bidang ekonomi dan hukum. Mafia hukum semakin merajalela terutama karena para tokoh mafia hukum adalah justru pejabat di kejaksaan, kepolisian dan lembaga peradilan. Akibatnya, pisau hukum hanya tajam terhadap rakyat biasa, tetapi sangat tumpul terhadap kalangan elit yang memiliki uang dan kekuasaan. Hal ini benar-benar merupakan kegagalan demokrasi.
Disis lain, dalam berbagai praktek, birokrasi lebih sering menjadi bagian dari masalah dan bukan solusi. Kepemimpinan SBY-Boediono yang lemah semakin mendorong berkembangnya demokrasi yang mudah untuk diselewengkan  sehingga terjadi politik saling menyandera di kalangan elit politik.
Uraian diatas setidaknya memberikan gambaran bahwa demokrasi kita hari ini sudah tidak lagi menjami terciptanya suatu keteraturan social, apalagi kesejahtraan social bagi masyarakatnya. Demokrasi yang seperti ini pada akhirnya akan memposisikan rakyat pada posisi yang semakin tertidas, karena demokrasi yang diharapkan dapar memberikan perubahan yang baik, atau setidaknya dapat meciptakan keteraturan social  dalam bentuk penegakan hukum yang baik, kemanan yang terjamin dan lain sebagainya, ternyata hanya berhenti pada tataran ide semata. Ini membuktikan bahwa demorasi kita saat sudah ditunggangi oleh kepentingan lain yang bukan lagi untuk rakyat, tapi mungkin untuk kaum penguasa dan pemodal. Dengan kata lain, demokrasi kita sudah dibajak!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar